Well… sebagai sebuah karya perdana,
Despicable Me
(2010) jelas bukanlah sebuah karya yang buruk. Meskipun dengan naskah
cerita yang jelas jauh dari kecerdasan film-film animasi karya Pixar
Animation Studios, termasuk sekuel dari film-film animasi yang mereka
produksi, film yang diproduksi oleh Illumination Entertainment ini masih
mampu tampil menghibur dengan deretan pengisi suara yang berhasil
menghidupkan setiap karakter yang ada di dalam jalan cerita, pemanfaatan
efek visual yang maksimal dan… kehadiran karakter pendukung bernama
minions yang secara mengejutkan mampu mencuri perhatian begitu banyak
penonton dunia.
Dengan formula tersebut,
Despicable Me
yang dibuat dengan biaya produksi sebesar hanya US$69 juta berhasil
mengumpulkan total pendapatan sebesar lebih dari US$543 juta dari masa
perilisannya di seluruh dunia. Atau dalam bahasa lain di Hollywood…
sekuel!
Masih mengandalkan naskah cerita yang ditulis oleh duo Cinco Paul dan
Ken Daurio serta pengarahan dari Pierre Coffin dan Chris Renaud,
Despicable Me 2 sayangnya tetap tidak akan menghadirkan kualitas
penceritaan yang lebih baik jika dibandingkan dengan seri pendahulunya.
Paul dan Daurio sepertinya telah menyadari bahwa naskah cerita mereka
yang terdahulu menyimpan daya tarik yang begitu minimalis terhadap sang
karakter utama, Gru yang merupakan sosok penjahat yang kemudian mengubah
jalan hidupnya menjadi lebih baik setelah perkenalannya dengan tiga
sosok gadis kecil.
Namun, daripada berusaha untuk memberikan Gru alur cerita yang lebih
kuat lagi, Paul dan Daurio justru berpaling pada kumpulan minions untuk
mengisi setiap sudut jalan penceritaan Despicable Me 2. Hasilnya, ibarat
sekumpulan cheerleaders cantik yang terus menari di sepanjang sebuah
pertandingan bola basket yang begitu membosankan, kumpulan minions
tersebut dimanfaatkan Paul dan Daurio secara maksimal untuk mengalihkan
perhatian penonton dari alur cerita utama Despicable Me 2 yang
sejujurnya patut dipertanyakan keberadaannya.
Jalan cerita Despicable Me 2 sendiri dimulai ketika Gru (Steve Carrell)
diculik oleh salah seorang agen The Anti-Villain League, Lucy Wilde
(Kristen Wiig). Penculikan tersebut sama sekali tidak bertujuan buruk
bagi Gru. Lucy justru membawa Gru ke markas besar The Anti-Villain
League untuk menemui pemimpin mereka, Silas Ramsbottom (Steve Coogan),
yang kemudian meminta bantuan Gru untuk menemukan seorang penjahat yang
telah mencuri sebuah laboratorium penelitian yang berisikan sebuah
formula kimia yang jika disalahgunakan akan mampu mengubah makhluk hidup
menjadi sosok yang mematikan.
Walau pada awalnya menolak tawaran tersebut, dengan beralasan bahwa ia
lebih memilih untuk berkonsentarasi menjadi ayah yang baik bagi ketiga
puterinya, Margo (Miranda Cosgrove), Edith (Dana Gaier) dan Agnes (Elsie
Fisher), Gru kemudian menyanggupi untuk memenuhi tugas tersebut.
Walau memiliki jalan penceritaan yang menjanjikan akan kehadiran deretan
adegan aksi yang terjadi selama karakter Gru melaksanakan tugasnya
dalam menyelamatkan dunia, namun Despicable Me 2 justru begitu jauh dari
kesan tersebut.
Dalam perjalanannya, alur cerita mengenai karakter Gru dan Lucy Wilde
yang mencari jejak sang karakter antagonis kemudian terpecah menjadi
begitu banyak bagian: kisah mengenai hubungan personal antara karakter
Gru dan Lucy Wilde yang kemudian berkembang, hubungan Gru dan ketiga
puterinya, kisah asmara pertama antara karakter Margo dengan Antonio
yang kemudian membuat Gru menjadi was-was, beberapa plot cerita yang
dibangun berdasarkan sudut pandang beberapa karakter pendukung lain
hingga kisah mengenai pencarian jodoh yang tepat bagi Gru yang entah
bagaimana bisa diselipkan dalam berbagai deretan plot cerita yang
sebelumnya telah dihadirkan Despicable Me 2.
Secara sederhana, alur penceritaan Despicable Me 2 adalah begitu tidak
beraturan. Yang menjadi kunci penyatu dari seluruh plot penceritaan yang
saling tidak berkesinambungan tersebut adalah kehadiran kumpulan
minions di setiap adegan film ini. Harus diakui, kumpulan minions yang
dihadiirkan dalam seri Despicable Me memiliki daya tarik yang begitu
kuat. Siapapun dipastikan tidak akan sanggup untuk menahan senyum mereka
ketika kumpulan makhluk berwarna kuning tersebut telah melakukan
aksi-aksi bodoh mereka di depan layar bioskop.
Namun, Despicable Me 2 memanfaatkan daya tarik para minions sehingga
seringkali mengenyampingkan jalan cerita utama yang sedang berjalan.
Akibatnya, tidak hanya banyak plot penceritaan Despicable Me 2 yang
gagal untuk dikembangkan dengan baik, kumpulan minions yang awalnya
tampak begitu menarik dan lucu tersebut akhirnya justru menjadi
melelahkan keberadaannya – dan Illumination Entertainment bahkan telah
menyiapkan sebuah spin-off dari seri
Despicable Me berjudul The Minions yang jelas akan berisi para minions tersebut secara maksimal.
Despicable Me 2 jelas terasa berantakan akibat naskah cerita arahan
Cinco Paul dan Ken Daurio yang terlalu mengandalkan asumsi bahwa
penonton akan tetap merasa terhibur dengan kehadiran minions dalam
jumlah yang lebih besar. Dengan karakter-karakter yang gagal untuk
tergali dengan baik, wajar jika performa para jajaran pengisi suara
Despicable Me 2 juga tidak pernah terasa tampil maksimal maupun
istimewa.
Steve Carrell dan Kristen Wiig setidaknya masih mampu menghidupkan
karakter mereka dengan baik. Begitu juga dengan Miranda Cosgrove, Elsie
Fisher, Benjamin Bratt serta Ken Jeong yang mampu mencuri perhatian.
Peningkatan kualitas yang cukup dapat dirasakan hadir dari penampilan
visual film ini, dengan penggunaan teknologi 3D di beberapa adegan
terasa begitu hidup. Tata musik arahan Pharrell Williams dan Heitor
Pereira juga cukup mampu membawakan atmosfer menyenangkan pada alur
penceritaan Despicable Me 2.
Apakah Despicable Me 2 berkualitas buruk? Tergantung bagaimana Anda
melihatnya. Sebagian dari penonton jelas akan merasa terhibur dengan
berbagai kegilaan dan kebodohan yang dihadirkan para minions di
sepanjang penceritaan film ini. Namun, berbagai atraksi hiburan yang
tersaji tersebut jelas tidak akan dapat melepaskan fakta bahwa
Despicable Me 2 tersusun atas konstruksi dasar cerita arahan Cinco Paul
dan Ken Daurio yang begitu lemah dan sama sekali tidak mampu
dikembangkan dengan baik oleh duo sutradara Pierre Coffin dan Chris
Renaud.
Despicable Me 2 jelas lebih sering terasa sebagai sebuah film yang
diperuntukkan bagi para penggemar minions daripada mereka yang ingin
mengetahui kelanjutan kisah karakter Gru yang telah dipaparkan pada seri
sebelumnya. Menghibur, namun jelas terasa terlalu dangkal untuk mampu
meraih penonton dalam jangkauan yang lebih luas.
Sumber,